Saat itu saya pernah menuliskan sesuatu dalam lembaran buku tepat di halaman kedua. Bertuliskan…
“Temani sampai nanti ya?"
Dengan lantang saya bisa menjawabnya, “Bisa!”
Tapi apa iya?
Saya bisa temani kamu, kamu bisa?
Saya hanya takut saja ditinggal, padahal kamu yang minta temani.
Nyatanya saya yang ditinggal pergi.